Ayan kekasih
muncullah di pintu langit itu
mari kubelai
sampai gerimis putih mendakwat
redup jantungku
ke fajar
akan kugoda laut berombak, awan,
gunung, rumput, pasir
dengan tenungan kilau tasbih tauhid
Aku-Mu bertemu.
Berapa jauhkah perjalanan ke taman Muhammad
ini rohku yang hadir dengan darah anak mujahid
kutahu Rabi'ah telah lihat rahsia itu
di kamar cahaya
kutahu hancurnya tubuh Al-Hallaj
demi kesyuhudan Haq
kupetik nilai syair Fansuri
gilakah aku di langit
ingin menatap wajah abadi
Akulah seperti Zulaikha menggoda Yusuf itu
Akulah seperti Jibril ingin menembusi nur-Mu
Akulah salik yang terpukau oleh daun-daun emas-Mu
menguning kilau daripada percik mentari
di puncak lahut
ini badanku yang tak bernama lagi.
(sumber: Kumpulan puisi Dinding-Dinding Kaca. 1997. Dewan Bahasa dan Pustaka)
Rabu, 9 Mac 2011
Rabu, 26 Januari 2011
PENYAKSIAN
tidak kumiliki suatu apa pun
selain diriku menjadi milikMu
telah kusaksikan Kau sebagai Tuhanku
dan kepadaMu aku kembali
aku adalah roh dari RohMu
rahsiaMu yang ada dalam diriku
ianya lebih gagah
dari seluruh kekuatan di bumi dan di langit
akan sentiasa kekal nan abadi
namun jasadku akan hancur dan fana
mataku telah buta di dunia ini
apabila melihatMu di dalam diriku
WujudMu melampaui ilmu dan kasyaf
tinggallah aku bagai bau-bauan
dari bekas attarMu
PERAHU
sehelai daun
dari pohon sukmaku
jatuh ke sungaiMu
kini kujadikan perahu
ia ingin sampai di Taman Abadi
tapi kubimbang kalau jauh perjalanannya
tersangkut di sampah sarap
ia perlu diselamatkan
oleh burung camar
dan diletakkan
di atas rakit yang tenang
masih kunanti
kalau ada camar
yang singgah
di tebing itu
Langgan:
Catatan (Atom)